Cerita Persahabatan Raja Bone "Arung Palakka" & Raja Buton "La Sombata". (BONE RAJA DI DARAT, BUTON RAJA DI LAUT)

Siapa yang tidak mengenal Arung Palakka? Ia sosok pribadi yang memiliki sifat sosial yang tinggi. Jangankan harta benda, nyawapun diberikan siapapun membutuhkan bantuan. Karena itu, Latenri Tata  (Arung Palakka ) memiliki nama dan gelar cukup banyak, berbagai penghargaan yang diberikan baik dari kerajaan lain baik berupa benda maupun nama gelar sehingga bila ingin disebut semuanya bisa menjadi barisan kalimat nama yang panjang. Kata Arung Palakka hanyalah sebuah gelar, untuk mengetahui siapakah nama sesungguhnya sang pembebas itu ?
Arung Palakka adalah tokoh sentral yang mengubah jalannya percaturan kekuasaan di kawasan Sulawesi Selatan pada Abad XVII. Dalam banyak buku tentang ketokohan dan perjuangannya, seringkali membuat pembaca, khususnya peminat Sejarah Sulawesi Selatan yang bukan orang Bugis Makassar menjadi bingung karena banyaknya nama yang dilekatkan pada diri Arung Palakka.

BUTON – Mungkin tak banyak yang tahu kalau Pulau Buton (kadang disebut Butung), pernah menjadi tempat pelarian Arung Palakka dari kejaran pasukan Sultan Hasanudin. Pelajaran sejarah yang pernah singgah tatkala masih duduk di bangku SMP dulu paling hanya menjabarkan kalau si pangeran berambut panjang ini hanyalah seorang pengkhianat.
Ia berlari mencari bantuan VOC dan melawan pahlawan Indonesia. Tapi apakah kita tahu bahwa ternyata buat sebagian orang—khususnya orang Bone dan Buton, Arung Palaka bukanlah sosok jahat, yang seperti di ceritakan masa kini.

Alkisah, sekitar tahun 1660, Bone dan Gowa bertikai. Arung Palakka sebagai salah seorang pemimpin Bone tidak bisa menerima perlakuan para bangsawan Gowa yang menindas rakyatnya. Perlakuan kerja paksa untuk membangun benteng di perkubuan daerah Makassar jelas membuat rasa siri' (harga diri)-nya tercabik-cabik, apalagi setelah para bangsawan Bone juga dipaksa ikut kerja paksa tersebut.
Akhirnya bersama Tobala, pemimpin Bone yang ditunjuk oleh Gowa, mereka melakukan perlawanan dengan melarikan orang-orang Bugis dari kerja paksa tersebut. Sebenarnya para prajurit Gowa hanya mencari Tobala karena dianggap tidak mampu mengawasi budak dari Bone tersebut.
Namun Arung Palakka yang merasa tidak memiliki tempat lagi di bumi yang disebut Belanda Celebes memutuskan pergi saja untuk mencari orang yang dapat menolong mengembalikan siri' mereka. Dan sebelum ia pergi ke Pulau Jawa, terlebih dahulu ia berlari ke Buton untuk mencari perlindungan Raja Buton X yang waktu itu bernama La Sombata atau lebih dikenal bergelar Sultan Aidul Rahiem.

Pada saat pasukan Gowa mencari Arung Palakka hingga ke Buton. Sultan Buton bersumpah bahwa mereka tidak menyembunyikan Arung Palakka di atas pulau mereka.
”Apabila kami berbohong, kami rela pulau ini ditutupi oleh air,” ucap Sultan Buton yang diucapkan kembali oleh salah seorang penerusnya. Ternyata sumpah tersebut dianggap sah karena pada kenyataannya Pulau Buton memang tidak pernah tenggelam hingga saat ini. Lalu di mana letak kebenaran sejarah yang menyatakan bahwa benar lokasi yang sekarang dijadikan sebagai salah satu objek wisata sejarah disana, merupakan tempat Arung Palakka bersembunyi?

1. Ceruk
Sistem batuan di daerah Buton bisa jadi merupakan salah satu alasan yang jelas mengenai hal ini. Daerah batuan berkarang dengan ceruk-ceruk kecil di sepanjang bukitnya, sangat menggambarkan kebenaran sejarah tersebut.
Pernyataan Sultan Buton pada saat menyembunyikan Arung Palakka dianggap benar. Mereka tidak menyembunyikan Arung Palakka di atas dataran tanah mereka. Namun di antara ceruk-ceruk tersebut. Yang menurut pendapat orang Buton bukanlah sebuah dataran, melainkan goa, yang berada di dalam tanah. Kepintaran bersilat lidah Sultan Buton inilah yang akhirnya menyelamatkan Arung Palakka dari pengejaran pasukan Gowa.

Hal ini juga dibenarkan oleh pemuka adat setempat yang di kenal dengan nama Petta Nessa. Ia menjelaskan bahwa antara kesultanan Buton dan Bone sejak dahulu memang telah terikat dalam perjanjian sebagai saudara. ”Bone raja di darat, Buton raja di laut,”.

Hal itu juga yang mendasari mengapa Sultan Buton memutuskan menolong Arung Palakka dan turut membiayai Arung Palakka bersama 400 lebih pengikutnya menuju Batavia.
Ceruk bersejarah tersebut kini berada di sekitar tiga kilometer dari pusat Kota Bau-Bau. Tak sulit mencarinya karena berada tak jauh dari benteng Wolio, yang terletak di daerah paling tinggi di Pulau Buton.

Menuju ke ceruk tersebut juga tidak sulit. Hanya daerahnya yang agak terjal membuat kita harus agak berhati-hati melewatinya.Saat saya akhirnya tiba di goa tersebut. Hilang semua pemikiran saya mengenai gambar sebuah goa pada umumnya di Jawa. Tempat persembunyian Arung Palakka tersebut lebih pantas bila dikatakan ceruk dengan air yang terus menetes-netes dari atapnya.
Kemudian ada sedikit daerah yang kini diberi plesteran semen, yang disinyalir sebagai tempat Arung Palakka duduk bersembunyi. Tak bisa kita berdiri tegak di sini, agak bungkuk untuk menghindari bagian tajam yang menghiasi atas ceruk. Namun dapat dipastikan, banyaknya air yang terus menetes dari atas ceruk yang bisa membuat Arung Palakka bisa bertahan lama di sana.


2.  Rumah Adat
Hal keberadaan singgahnya Arung Palakka kemudian dikuatkan juga oleh pernyataan ahli waris kesultanan Buton. Keluarga istana yang rumah tinggalnya kini dijadikan rumah adat. Yang bisa didatangi siapa saja untuk menjelaskan keberadaan rakyat Buton, juga tidak menyangkal hal tersebut. Di rumah adat berkamar enam dan berlantai dua itu, juga terpampang foto dan patung Arung Palakka. Ini menandakan memang benar persahabatan kesultanan Buton dengan Arung Palakka. Bahkan mereka tidak merasa itu sebuah kesalahan, karena memang perjanjian adat yang ada sudah mengikat mereka dengan Bone.
Terlepas dari benar tidaknya sejarah tersebut. Satu yang harus dicatat, adalah mengenai tingginya perhatian masyarakat Buton terhadap masa lalunya. Bahkan dengan Arung Palakka yang relatif orang luar Buton (dan dianggap pengkhianat pada masa Orde Baru), mereka tetap mengenang keberadaannya di sana.
Lalu timbul pertanyaan, masih tersisakah rasa penghormatan itu pada diri manusia Indonesia pada umumnya kini? Pahlawan sendiri kadang kita lupakan juga.

Sekian. .

Komentar

  1. [img]https://i.imgur.com/tsecU9l.jpg[/img]


    Doktercapsa.com Agen Domino Server Terbaru dan BandarQ Terpercaya Indonesia
    Website Judi Online Yang memberikan Pelayanan Terbaik dan mempunyai Server Yang Berkualitas Di Dalam Permainan Asli tanpa Robot
    Dengan Agen BandarQ Yang Real Money / Uang Asli Di sini Tepatnya Anda Memilih
    Silakan Bergabung Bersama Kami Di Doktercapsa.com

    Di Jamin Permainanya Seperti Asli Tanpa Jauh Harus Ke Luar negri
    Tidak Ada Robot 100% Player VS Player
    Minimal Deposit Rp 25.000
    Minimal Withdraw Rp. 25.000
    Dan Bahwa Pulang Jacpot Jutaan Rupiah


    Menyediakan 8 Permainan 1 User ID ;

    Dan Banyak Bawa Pulang Kemenangan Jackpot Puluhan Juta Rupiah

    Doktercapsa.com Menyediakan 8 Game Dalam 1 User ID

    Langsung Daftar Sekarang Juga !
    (+) Bonus Rollingan(Mingguan) 0.3% - 0.5%
    (+) Bonus Refferal 20%

    DOKTERCAPSA Menyediakan Support Bank Local :
    - BCA
    - BRI
    - BNI
    - MANDIRI

    Dan CS Yang Ramah & Cantik Akan Melayani Anda 24Jam Nonstop
    Untuk Informasi Lebih Lengkap Mengenai Daftar langsung Hubungi Kami
    (+) LiveChat :Doktercapsa (Online 24jam)
    (+)WA : +6282134690831
    (+) Facebook : Dokter Capsa

    >>> DAFTAR SEKARANG <<<
    Mau Jadi Bandar Disini Tempatnya !!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Teks MC (Protokol) Sholat Taraweh